Takalar, Sigapnews.com, - Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku melakukan sosialisasi KOSTRATANI di BPP Galesong, Kab. Takalar. Rabu (22/7/2020).
Hadir dalam kegiatan sosialisasi Kostratani adalah Kepala BBPP Batangkaluku, Kepala BPTP Sulawesi Selatan, Camat Galesong, Dinas Pertanian Provinsi Selatan, Dinas Pertanian Kab. Takalar, Kepala Desa dan Banbinsa. Rabu (22/7/2020).
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) menjadi kelembagaan penyuluhan pertanian terdepan dan sangat strategis untuk mengawal program pembangunan pertanian. Balai Penyuluhan Pertanian sebagai kelembagaan penyuluhan pertanian mempunyai tugas dan fungsi yang tidak mungkin dikerjakan lembaga lain untuk menyelenggarakan penyuluhan pertanian di kecamatan.
Penyelenggaraan penyuluhan pertanian memasuki era baru pasca terbitnya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mengancam eksistensi penyuluhan karena tidak mengakomodir secara jelas keberadaan kelembagaan penyuluhan di daerah. Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mengatur tentang Sistem Penyelenggaraan Penyuluhan mengalami perubahan-perubahan terutama terkait organisasi penyelenggara penyuluhan pertanian mulai dari provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan dengan nomenklatur dan pengelolaan yang masih berbeda-beda.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian mendorong agar Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dijadikan sebagai simpul gerakan pembaharuan pembangunan pertanian nasional berbasis teknologi informasi.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi saat membuka acara sosialisasi Kostratani melalui AOR BPPSDMP menjelaskan bahwa Kegiatan ini merupakan gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian.
Simpul gerakan yang sangat strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian adalah lewat koordinasi, sinergi, dan penyelarasan kegiatan pembangunan pertanian akan berpusat di kecamatan atau yang disebut sebagai Kostratani.
"Kostratani sebagai sebuah gerakan, maka harus berjalan seirama, penyuluh, peneliti, petani semua harus nyambung sehingga tujuan akan tercapai. Pada pelaksanaannya, Kostratani bekerjasama dengan PJ Provinsi yaitu Kostrawil, PJ Kabupaten yaitu Kostrada, dan Kostratanas ditingkat pusat. Kostratani juga dibantu sepenuhnya oleh Babinsa," tutur Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa dengan Kostratani semua harus bekerja all out, semua fungsional di kecamatan juga harus bergerak dan berperan, tidak hanya penyuluh pertanian, tetapi juga fungsional lainnya seperti Mantri Tani, POPT, petugas medik veteriner, paramedik veteriner, petugas penjaga pintu air, petugas IT, pengawas alsintan, pengawas benih tanaman, dan pengawas mutu pakan.
Camat Galesong, H. Baso Sau mengungkapkan bahwa kolaborasi horisontal perlu digalakakkan dalam membangun pertanian, Khususnya dalam meminimalisir alih fungsi lahan pertanian. Interaksi antara pemerintah dengan masyarakat mutlak dibutuhkan dalam membangun pertanian.
Kepala BBPP Batangkaluku, Dr. Sabir, S.Pt., M.Si menjelaskan bahwa Fungsi Kostratani diantaranya adalah sebagai Pusat data, Pusat Pembelajaran, Pusat pergerakan pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan.
"Pusat data artinya di tingkat BPP sudah harus tersedia data yang bisa diinput dan terintegrasi dengan agriculture war room (AWR) dan Agricutural Operation Room (AOR). Pusat pembelajaran, artinya di BPP harus memiliki demplot sebagai pembelajaran. Pusat pergerakan pembangunan pertanian, artinya SDM yang ada harus mampu mengawal program pertanian. Pusat Konsultasi, oleh karenanya SDM BPP khusunya penyuluh harus bisa berperan sebagai konsultan. Untuk bisa berperan sebagai konsultan, penyuluh harus memiliki keahlian," jelas Sabir.
Lebih lanjut Sabir menjelaskan bahwa Agribisnis dibangun diatas empat subsistem, diantaranya adalah subsistem agroinput, agroproduksi, agroprosesing, agroniaga ditambah subsistem penunjang seperti jasa angkutan, dan permodalan. Olehnya itu, maka setiap penyuluh dituntut agar memahami sistem agribisnis dari hulu sampai hilir.
Penulis : Jamaluddin Al Afgani
FOLLOW THE SIGAPNEWS.COM AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow SIGAPNEWS.COM on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram