Sigapnews.com, Bantaeng (Sulsel) - Pertanian adalah salah satu sektor yang diminta harus tetap produktif di tengah mewabahnya Covid-19.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memerintahkan jajarannya untuk memantau dan mengawal produksi hasil pertanian.
“Pertanian harus tetap berjalan dan bertanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia”, kata Mentan.
Pertanian diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam penyediaan stok pangan di tengah pandemi korona.
Mentan menekankan kepada insan pertanian agar dapat menjaga ketersediaan 11 bahan pangan pokok strategis yang antara lain: beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir dan minyak goreng.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi mengharapkan bahwa Balai Penyuluh Pertanian (BPP) selaku perpanjangan tangan Kementerian Pertanian di daerah harus terjun langsung dan turut mengawal ketersediaan 11 bahan pangan tersebut.
Kepala BPPSDMP mengharapkan agar para Penyuluh Pertanian tetap bekerja mendampingi para petani. “Penyuluh Pertanian harus aktif dan produktif mendampingi petani agar proses budidaya di lahan sampai masa panen berjalan dengan baik”, jelas Dedi.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, salah satu kegiatan konstratani yang membutuhkan pengawalan saat ini adalah komoditas hortikultura seperti bawang dan cabai.
Konstratani BPP Loka Kabupaten Bantaeng baru-baru ini melaksanakan kegiatan pendampingan panen cabai besar pada kelompok tani (Poktan) ‘Bungaya’ yang berlokasi di Desa Bonto Daeng, Kecamatan Uluere. Pemanenan cabai besar keriting varietas ‘princess’ ini dilakukan pada lahan milik Udin dengan luas 0,5 Ha.
“Total luas tanam cabai besar pada poktan Bungaya pada bulan Januari hingga Februari ini mencapai 5,50 Ha dengan produktivitas mencapai 9 hingga 10,2 ton per Ha”, ucap Ketua Poktan Raba.
Raba menjelaskan bahwa “produktivitas produksi yang baik tidak lain berkat bimbingan dan pendampingan yang telah dilakukan oleh kostratani khususnya penyuluh lapangan setempat, meski dalam kondisi wabah pandemi namun penyuluh tetap semangat turun ke lapangan memberikan pemahaman dan menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh petani selama proses budidaya cabai”.
“Kami selaku tim konstratani tetap turun ke lapangan mendampingi kegiatan petani di masa pandemi ini, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah seperti menggunakan masker dan menjaga jarak. Selain itu diskusi dilakukan setiap waktu dengan memanfaatkan teknologi komunikasi seperti telepon dan video call,” kata Kasman, SP., M.Si. selaku petugas pendamping Poktan Bungaya, Ahad (26/4/2020).
Ditambahkan oleh Kasman, “sayang sekali hasil panen saat ini tidak disertai dengan harga penjualan yang baik, harga cabai besar di pasaran yang biasanya mencapai 20ribu anjlok turun ke kisaran harga 5ribu sampai 7ribu saja perkilonya”.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa penurunan harga ini imbas dari wabah korona yang melanda negeri ini. “karena tidak ada pesta atau resepsi pernikahan maupun khitanan selama wabah ini, harga cabai jadi jatuh. Petani harus memperhatikan pola tanam agar pemanenan tidak dilakukan secara bersamaan sehingga hasil produksi tersedia secara kontinyu dan harga pun bisa stabil” tegasnya.
“Kegiatan panen cabai besar merupakan upaya untuk menjaga ketersediaan bahan pangan pokok strategis di tengah wabah korona, namun sayangnya hasil panen yang baik tidak sejalan dengan harga penjualan dan daya beli masyarakat di pasaran. Semoga harga segera stabil mengingat kebutuhan akan cabai pada bulan puasa dan hari raya idul fitri cenderung meningkat”, tambah Kasman.(KSM/FTN/AL) BBPP-BK.
FOLLOW THE SIGAPNEWS.COM AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow SIGAPNEWS.COM on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram