Sigapnews.com, Kotamobagu (Sulut) -Strategi Hortikultura 2020-2024 oleh Kementerian Pertanian salah satunya adalah fokus pada tanaman cabai.
Tanaman Cabai merupakan tanaman yang bernilai ekonomis tinggi, dan juga merupakan bumbu pokok masakan yang oleh masyakarat Indonesia terutama masyarakat Sulawesi Utara yang harus selalu tersedia dalam jumlah yang banyak.
Cabai memiliki kandungan senyawa kapsaisin yang bersifat stomakik yang mampu meningkatkan nafsu makan, oleh sebab itu banyak masyarakat yang senang mengkonsumsinya.
Saat ini masyarakat sedikit was-was dengan adanya pandemi virus Corona, harga cabai ditakutkan naik dipasaran.
Kekhawatiran masyarakat karena naiknya harga cabai tidak perlu dikhawatirkan lagi terutama bagi masyarakat Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara.
Pasalnya, petani yang merupakan alumni Pelatihan Tematik Cabai yang diselenggarakan oleh BBPP Batangkaluku pada bulan Maret kemarin tetap setia dilapangan memenuhi permintaan cabai rawit dilokasinya.
Lukman Nur, SE (Alumni Pelatihan Tematik cabai) sekaligus ketua Kelompok Tani Kiblat Tani Sukses Kelurahan Matali Kota Kotamobagu memang telah lama bergelut dibudidaya tanaman cabai.
Beliau bersama dengan anggota kelompok taninya menanam Varietas tanaman cabai rawit Dewata 43 F1, dengan total jumlah pohon 2000 dan panen mencapai 200 Kg perminggunya.
Beliau mengatakan bahwa ditengah masa pandemi virus corona ini, cabai rawit yang biasanya didatangkan dari luar Kota Kotamobagu saat ini terbatas, dan dengan keterbatasan tersebut dikhawatirkan menaikkan harga tanaman cabai tersebut.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa untuk mengatasi keterbatasan stok tanaman cabai dilokasi, kami selaku pelaku utama dibidang pertanian khususnya tanaman cabai rawit akan senantiasa memanfaatkan lahan kelompoktani yang ada terutama untuk tanaman cabai demi memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi di Kota Kotamobagu dan dengan harga yang masih dalam tingkat kewajaran.
Untuk harga tanaman cabai dilokasinya, dijual di pasaran dengan kisaran harga Rp.40.000/Kg sampai Rp.45.000/Kg.,
Harga jual tersebut berbeda dengan harga yang ditawarkan oleh Lukman, Beliau mengatakan bahwa harga jual cabai oleh kelompok taninya dijual sekitar Rp.35.000/ Kg.
Kembali beliau mengatakan bahwa, saat ini dengan adanya virus corona dan aktivitas dipasar yang dibatasi, maka penjualan produk tanaman cabainya dijual online via Facebook lewat market place.
Beliau menyampaikan pesan ditengah kecemasan masyarakat terhadap virus corona ini bahwa “Masyarakat cukup dirumah saja, biar kami yang dikebun”.
Kestabilan harga pangan tidak bisa tercapai jika hanya pemerintah pusat saja yang bekerja. Perlu kerjasama dan peran aktif mulai pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pelaku usaha pertanian.
Peran kita semua sebagai bagian dari Kementerian Pertanian adalah selalu mendukung petani untuk senantiasa semangat berbudidaya tanaman sehingga kelangkaan produk-produk pertanian tidak terjadi dan senantiasa terjadi kestabilan harga.(Al-Az).
FOLLOW THE SIGAPNEWS.COM AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow SIGAPNEWS.COM on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram